Sosialisasi Kelas Belajar dan Terapi Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
DOI:
https://doi.org/10.54771/t0v0rw03Keywords:
Pendidikan, Kelas Belajar, Anak Berkebutuhan KhususAbstract
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia untuk menjamin keberlangsungan hidupnya agar lebih bermartabat. Karena itu negara memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu kepada setiap warganya tanpa terkecuali termasuk mereka yang memiliki perbedaan dalam kemampuan (Difabel). Anak berkebutuhan khusus biasanya bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan kekhususannya masing-masing. Anak berkebutuhan khusus membutuhkan instruksi yang berbeda dari anak normal pada umumnya. Tujuan diselenggarakannya sosialisasi ini yaitu untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya kelas belajar dan terapi bagi anak berkebutuhan khusus. Sosialisasi pada kegiatan ini di lakukan secara langsung dengan menggunakan metode ceramah dengan mengundang 10 orang perangkat desa dan 40 perwakilan dari masyarakat. Informasi yang disampaikan dilakukan menggunakan media gambar dan video. Di samping menggunakan metode ceramah, sosialisasi ini juga menggunakan metode tanya jawab, dimana peserta menyiapkan pertanyaan yang diajukan kepada narasumber. Pada kegiatan sosialisasi ini, masyarakat sudah memahami pentingnya kelas belajar dan terapi bagi anak berkebutuhan khusus sesuai dengan materi yang disampaikan narasumber, hal ini dibuktikan dengan antusias masyarakat yang bertanya kepada narasumber terkait gangguan belajar yang sedang di hadapi oleh anak. Masyarakat juga antusias menjawab semua pertanyaan yang diberikan narasumber. Kesimpulan dari diadakannya sosialisasi ini yaitu agar masyarakat dapat mendeteksi sejak dini gangguan belajar yang kerap dialami anak-anak sehingga dapat dilakukan terapi sejak dini agar proses tumbuh kembang anak agar lebih optimal di masa mendatang.
References
Eriawati, N, D. 2017. Peran dan dukungan PERDOSRI dalam Implementasi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan penyandang disabilitas. Perhimpunan Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik
Fakhiratunnisa, S. A., Pitaloka, A. A. P., & Ningrum, T. K. 2022. Konsep Dasar Anak Berkebutuhan Khusus. Masaliq, 2(1), 26-42.
Ilahi, M. T., & Rose, K. R. 2013. Pendidikan inklusif: konsep dan aplikasi.
Kemenkes RI. 2008. Pedoman Pelayanan Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit.
Kustawan, D; Hermawan, b; Team Redaksi Luxima. 2016. Model implementasi pendidikan inklusif ramah anak: pedoman penyelenggaraan pendidikan inklusif di sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah / Dedy Kustawan, Budi Hermawan; penyunting, Team Redaksi Luxima. Jakarta:: Luxima Metro Media.
Linda, F., Pitoewas, B., & Yanzi, H. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesulitan Guru Dalam Pelaksanaan Program Pendidikan Inklusi (Doctoral dissertation, Lampung University).
Marthan, K, L. 2007. Manajemen Pendidikan inklusif. Jakarta: Dirjen Dikti.
Mirnawati, M. 2020. Identifikasi Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusi.
Olivia, S. 2022. Pendidikan Inklusi Untuk Anak-Anak Berkebutuhan Khusus: Diintegrasikan Belajar Disekolah Umum.
Pradiastuti, U. 2010. Kompetensi Guru Sekolah Inklusi. Bandung : UPI Presss.
Smith, J. D. 2006. Inklusi sekolah ramah untuk semua. Bandung: Nuansa.
Syam, M. 1999. Psikologi Belajar edisi 1. Jakarta : Logos
Widati S, dan Hajah. 2013. Pendidikan anak berkebutuhan khusus tunadaksa: peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan gerak / Asep Karyana, Hj. Sri Widati. Jakarta : Luxima Metro Media,.
Yunisha, E. 2021. Sistem Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus. https://academia.edu
Yusuf, A. M. 2016. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif & penelitian gabungan. Prenada Media.
