HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN PREMENSTRUASI SINDROM PADA MAHASISWI DIII KEBIDANAN
DOI:
https://doi.org/10.54771/bsj.v2i1.109Keywords:
Aktivitas Fisik, Premenstrual SindromAbstract
Premenstrual syndrome (PMS) merupakan sekumpulan keluhan dari gejala fisik, emosional, dan perilaku yang terjadi pada wanita reproduksi, berlangsung 7-14 hari sebelum menstruasi akibat perubahan hormon yang berhubungan dengan siklus ovulasi. Gejala yang sering dirasakan adalah perubahan mood, nyeri sendi atau otot, dan nyeri perut. PMS pada wanita usia subur di Indonesia masih sangat tinggi, yaitu 95% memiliki satu gejala sindrom premenstruasi, sehingga dapat mengganggu aktivitas dan konsentrasi belajar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan aktifitas fisik dengan kejadian premenstrual sindrom pada mahasiswi DIII Kebidanan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian adalah mahasiswa DIII Kebidanan STIKes Medistra Indonesia. Data premenstruasi sindrom diperoleh dari formulir SPAF (Shortened Premenstrual Assesment Form) dan data aktivitas fisik d dari formulir kuesioner recall aktivitas fisik 24 jam. Hasil penelitian terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan kejadian premenstrual sindrom pada mahasisiwi DIII kebidanan (p value = 0,006). Kesimpulan dari penelitian ini adalah aktifitas fisikĀ berpengaruh mengurangi premenstrual sindrom pada mahasiswa DIII Kebidanan STIKes Medistra Indonesia.